Kamis, 09 Juni 2016

Petani Padi Organik

Sawah organik di daerah Cairu, Jawa Barat.

Perkenalkan, saya Rika, bersama suami saya, Budi, saat ini berwirausaha sebagai petani padi organik dan penjual pangan sehat. Suami saya memulai menjadi petani padi organik paruh waktu sekitar 4 tahun yang lalu, kemudian terjun langsung secara purna waktu pada awal 2015. Saya sendiri memutuskan untuk membantu suami secara purna waktu pada akhir 2015.

Kami memilih bertani secara organik dengan tujuan menyediakan pangan sehat dengan harga terjangkau sekaligus merawat tanah, air dan udara. Selain itu bertani organik berpotensi menghasilkan keuntungan lebih besar dan stabil dalam jangka panjang.
Beras organik
Kesadaran masyarakat terhadap pangan sehat bebas residu kimia makin meningkat, terutama didorong oleh naiknya jumlah penderita penyakit kronis seperti kanker, diabetes dan jantung.

Dalam beberapa tahun terakhir ini bazar pangan organik banyak diadakan di berbagai pusat perbelanjaan dan tempat umum di Jakarta dan Bandung. Tujuannya untuk lebih menjangkau peminat pangan organik.

Hal mendasar yang penting untuk dipahami konsumen adalah proses produksi pangan organik, dari sawah hingga tiba di piring saji yang siap disantap, atau istilah populernya from farm to plate.

Bertani organik pada dasarnya menggunakan bahan alami organis yang ada di sekitar sawah sebagai nutrisi (pupuk) bagi tanah dan tanaman serta penghalau/pembasmi hama (pestisida).
Jerami sisa panen dijadikan pupuk alami.

Contohnya jerami sisa panen, sampah daun dan  kotoran hewan dijadikan pupuk dengan bantuan bakteri untuk memfermentasi.

Untuk membasmi hama dapat menggunakan campuran berbagai tanaman seperti cabe rawit, daun tembakau, kenikir, bawang putih serta daun pandan. Campuran ini dikenal sebagai MOL (Mikro Organisme Lokal). Pupuk dan pestisida organik tersebut dapat dibuat sendiri dengan mudah dan murah.

Kondisi sekitar sawah, terutama air, juga berpengaruh pada proses bertanam organik. Kondisi paling baik adalah jika sawah mempunyai sumber air sendiri. Jika tidak ada, usahakan air yang mengalir ke sawah minim zat kimia. Beruntung, sawah kami semua berair irigasi dan pada posisi aman sehingga relatif bersih dari zat kimia.

Bertani organik memberi kepuasan batin karena kami menyediakan pangan sehat untuk konsumen kami. Semoga pangan sehat organik semakin populer di masyarakat. 

Sumber foto: Rika/Budi.

Rabu, 08 Juni 2016

UKBI = Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia

Sosialisasi dan Tes UKBI di Palangkaraya
Sumber foto; galeri foto http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/

Apa itu UKBI?
Tes kemampuan berbahasa bukanlah hal baru, misalnya untuk tes kemampuan berbahasa Inggris kita mengenal TOEFL (Test of English as A Foreign Language) atau IELTS (International English Language Testing System).  Tes kemampuan berbahasa lazim digunakan sebagai persyaratan akademik maupun bekerja.

UKBI memiliki latar belakang dan tujuan yang sama. UKBI adalah tes kemampuan berbahasa Indonesia yang diprakarsai oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan Nasional. Pada Kongres Bahasa Indonesia V tahun 1988, muncul gagasan untuk menyiapkan tes kemampuan bahasa yang standar dan kini tes tersebut telah tersedia dengan nama UKBI.

Apa saja yang diuji dalam UKBI?
Seperti tes kemampuan bahasa lainnya, aspek bahasa yang diuji dalam UKBI adalah kemahiran seseorang berbahasa Indonesia secara tertulis maupun lisan yang diukur dari keterampilan mendengarkan (40 soal, 25 menit), membaca (40 soal, 45 menit),  menulis (1 soal, 30 menit) , berbicara (1 soal, 15 menit) serta pengetahuan tentang kaidah bahasa Indonesia (25 soal, 20 menit).

Materi Uji UKBI. Sumber foto:  http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/

UKBI itu untuk siapa?
UKBI terbuka dan dapat diikuti oleh siapa saja, baik penutur asli ataupun penutur asing. Nilai yang diperoleh akan dicantumkan dalam sertifikat. Nilai tertinggi  berpredikat “istimewa” dengan perolehan nilai  antara 724-800, sedangkan nilai terendah dengan predikat “terbatas” memiliki rentang skor perolehan nilai antara 251-325.

Apakah UKBI itu wajib?
Sementara ini belum ada ketentuan yang mewajibkan seseorang untuk mengikuti UKBI. Namun demikian sejumlah instansi baik pemerintah dan swasta, sekolah dan universitas telah mulai mengikuti UKBI ini sebagai bentuk kepedulian dan rasa tanggung jawab untuk benar-benar menggunakan bahasa Indonesia dengan terampil.

UKBI itu sulit?
Tentu saja kita harus mempersiapkan diri dengan baik untuk mengerjakan tes ini. Latihan dan pembahasan soal-soal akan sangat membantu bila Anda ingin mengikuti tes ini. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan Nasional telah menyediakan simulasi UKBI yang bisa Anda unduh di sini. Selamat belajar!

Sabtu, 04 Juni 2016

Alamat di Indonesia

Jika Anda mau mengirim surat kepada teman Anda di Indonesia, pastikan Anda menulis alamatnya dengan lengkap. Apakah sudah ada nama yang jelas? Bagaimana dengan nama jalan? Nama kelurahan dan kecamatan? RT dan RW nomor berapa? Nomor berapa kode posnya?

Ini tingkatan pembagian wilayah administrasi di Indonesia, dari yang paling besar ke paling kecil: Propinsi, Kotamadya/ Kabupaten, Kecamatan, Kelurahan. Propinsi dipimpin seorang gubernur. Kotamadya/ Kabupaten dikepalai seorang Walikota atau Bupati. Seorang camat mengepalai sebuah kecamatan, sedangkan Kelurahan diketuai seorang Lurah.

Selanjutnya wilayah dibagi berdasarkan komunitas warga/kampung yang dikenal dengan sebutan Rukun Warga (RW). Rukun Warga dibagi lagi menjadi komunitas yang lebih kecil, yang disebut Rukun Tetangga (RT). Ketua RW dan RT dipilih secara musyawarah oleh warga.

Ini contoh alamat rumah di Jakarta: Jl. Swadaya I nomor 25, RW 05 RT 004, Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan Mampang, Jakarta 16316.